Titrasi Asam Kuat Dengan Basa Lemah
Titrasi asam kuat dengan
basa lemah merupakan kebalikan dari titrasi asam lemah dengan asam kuat. Karena
rektan adalah basa lemah dan asam kuat maka reaksi akan terjadi pada saat
penambahan asam. Persamaan reaksi yang terjadi, yaitu :
Pada titrasi basa lemah dengan
asam kuat juga terdapat 4 (empat) bagian yang menjadi perhatian dalam
perhitungan pH.
1. Sebelum penambahan asam, larutan hanya
mengandung basa lemah di dalam air, sehingga pH ditentukan oleh Kb reaksi :
Kb
B + H2O ⇄ BH+ + OH-
|
2.
Antara
titik awal hingga mendekati titik
ekivalen titrasi, terdapat campuran
antara basa kuat (B) dengan garam (BH+) membentuk suatu larutan
buffer ( pada saat 0 < Va < Ve ), sehingga pH larutan ditentukan oleh konsentrasi B dan BH+
:
Dengan
penambahan asam (Va) akan tercapai titik dimana harga Va =
Ve dan pH=pKa
( untuk BH+), sehingga pKa
dan pKb dapat ditentukan dari kurva
titrasi.
3. Pada saat tercapainya
titik ekivalen,
yaitu saat B diubah tepat menjadi BH+ (Va = Ve), maka pH larutan ditentukan oleh reaksi
disosiasi :
Perlu
diingat bahwa konsentrasi BH+ tidak sama dengan konsentrasi B
mula-mula sehingga faktor pengenceran harus diperhitungkan. Pada saat titik
ekivalen tercapai basa lemah dalam larutan diubah menjadi senyawa konjugasi
asamnya sehingga pH larutan selalu dibawah 7.
4. Setelah titik ekivalen
tercapai,
terdapat kelebihan asam kuat (H+) didalam larutan (Va > Ve) sehingga pH
larutan hanya ditentukan oleh kelebihan konsentrasi H+ dan pengaruh
BH+ dapat diabaikan.
Sebagai
contoh disini adalah titrasi antara 40 mL 0,10 M NH4OH dengan 0,1 M
HCl dimana reaksi yang terjadi yaitu:
Tabel Data
titrasi dan perhitungan pH untuk titrasi 40 ml 0,10 M NH4OH dengan
asam kuat 0,10 M HCl.
Bagian 1, sebelum penambahan asam. Sebelum penambahan asam, di dalam larutan
sudah terdapat konsentrasi larutan basa lemah sebesar 0,1 M maka pH larutan
dihitung sebagai berikut :
Jadi pH larutan sebelum reaksi adalah 11,12.
Bagian 2, sebelum titik ekivalen tercapai.
Setelah penambahan HCl maka akan terbentuk campuran buffer antara B dan BH+
di dalam larutan sehingga pH akan ditentukan oleh
konsentrasi B dan BH+. Titik ekivalen diperkirakan tercapai setelah penambahan
40 mL volume HCl (Va). Dalam hal ini mula-mula terdapat 1 bagian HA. Setelah
penambahan 20 ml HCl maka sebanyak
Dengan
menggunakan persamaan Henderson-Hasselbach, dihitung pH larutan sebagai berikut :
Jadi, pH larutan sebelum titik ekivalen adalah 9,25.
Bagian 3, pada saat
titik ekivalen tercapai menunjukkan banyaknya volume HCl yang ditambahkan
untuk tepat bereaksi dengan basa B. Senyawa BH+ yang terbentuk akan
terionisasi di dalam air menghasilkan B
dan H+ . Reaksi yang terjadi yaitu :
Dalam
hal ini faktor pengenceran harus diperhitungkan karena konsentrasi BH+
yang terbentuk bukan lagi 0,1M (konsentrasi B semula). Dengan demikian,
konsentrasi B yang sebenarnya adalah :
Selanjutnya,
pH larutan dihitung sebagai garam terhidrolisis menggunakan persamaan berikut :
Jadi, dalam titrasi asam kuat dengan basa lemah di
atas diketahui bahwa titik ekivalen tercapai pada pH 5,28. Titik ekivalen pada titrasi asam kuat dan basa lemah selalu dibawah
7,0 karena pada saat titik ekivalen tercapai maka basa lemah telah diubah
menjadi senyawa konjugasi asamnya.
Bagian 4, setelah titik ekivalen tercapai. pH
larutan ditentukan oleh asam kuat (H+) di dalam larutan. Sebagai
contoh, bila volume larutan yang ditambahkan adalah 40,10 mL, maka kelebihan H+
di dalam larutan adalah:
Selanjutnya
dihitung pH larutan sebagai berikut :
Jadi,
pH larutan setelah titik ekivalen adalah 3,90
Dengan
langkah yang sama seperti titrasi asam lemah dengan basa kuat diatas
selanjutnya diplot kurva antara volume vs pH
dari titrasi asam kuat dengan basa lemah seperti yang diperlihatkan pada
gambar
Gambar. Kurva titrasi asam kuat dengan basa lemah
Agar lebih paham, mari melakukan kegiatan praktikum. Download Langkah kerja serta bentuk laporannya disini |
Komentar
Posting Komentar